Saturday, 30 August 2014

I Remain Yours Chapter : 03

Alhamdulillah "I Remain Yours" Cpt. 3 bisa diupdate lbh cepet, langsung aja baca kelanjutannya cekidot :v ...!



"HOYY!!" Teriak seseorang.
Nasya dan Dezka terkejut. Sehingga Dezka melepaskan tangannya dari pipi Nasya. Mereka berdua spontan melihat kearah datangnya suara. Ternyata, yg mengagetkan mereka tadi adalah Shalya dan Arief.

"Yah elo pada!! Ngagetin kita aja." Ujar Dezka.
"Hahaha. Lagian, kalian didepan kost masih aja pegang-pegangan pipi. Ledek Arief.
"Yee,, Dezka itu megang pipi gue karna gue kesakitan tauk! Tadi dia nyubit pipi gue." Gerutu Nasya.
"Hahaha.. Ciyeee ciyee. Ehemm. Duh so sweet banget. Iri gue." Goda Shalya.
"Iri? Iyaudah sini aku pegangin juga pipi kamu." Ucap Arief seraya memegang pipi Shalya.
"Hahaha. Bercanda kok sayang." Ujar Shalya sambil melepaskan tangan Arief pelan dari pipinya.
"Ciyeee.. Ehem, uweekkkuwekk." Ujar Nasya ketika melihat Shalya dan Arief.
"Ih lebay. Dezka, cewek lo tuh mau lahiran kali.. Udah uwekuwek diaa. Hahaha." Ujar Shalya terkekeh.
"Hahaha. Gue aja belum s******n sama Nasya." Balas Dezka.
"Sayaanggg!! Ih apaan dehh kamu." Rajuk Nasya.
"Hahaha. Bercanda sayangku." Ujar Dezka sambil mengacak-acak rambut Nasya.
"Eh kalian ngapain kesini?" Tanya Shalya.
"Gak ada sih. Kebetulan lewat aja. Terus kami ngeliat kalian lagi tatapan gitu, yaudahdeh kami kesini." Ujar Shalya nyegir.
"Huh!! Dasar kalian berdua." Gerutu Dezka.
"Hahaha. Iyaudah. Kami cabut ya? Bye." Ujar Arief sambil menghidupkan staternya dan berlalu meninggalkan Nasya dan Dezka.
"Bye." Ujar Nasya dan Dezka bersamaan.

*sementara itu*

"Sayang? Aku pulang ya?" Ucap Dezka.
"Iya sayang, hati-hati ya?"
"Selalu sayang." Ujar Dezka sambil mengecup kening Nasya.
"Iyaa. Kamu jangan kemana mana ya?"
"Janji sayang." Ujar Dezka sambil tersenyum. Nasya pun tersenyum dan menatap Dezka sekali lagi.
"Assalamualaikum sayang."
"Waallaikumsalam sayang." Nasya membalas salam Dezka.
Dezka berlalu meninggalkan Nasya. Dan Nasya pun masuk kedalam.

*dikost*

"Huftt. Capek banget." Gumam Nasya. Ia pun meletakkan tasnya dan bersegera mengganti seragamnya. Selepas mengganti seragamnya, Nasya pun merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Badannya sedikit condong kesamping. Ia memandang foto bundanya yg terletak diatas meja. Nasya duduk. Ia mengambil foto bundanya itu.

"Bun? Apa kabar? Nasya kangen sama bunda dan ayah." Gumam Nasya sambil memandang foto itu. Tiba-tiba..

"TRACKK!!" Pas photo itu terjatuh dan pecah kelantai.
"Bunda?!" Nasya terkejut dan segera mengambil habdphonenya. Tangannya menyentuh layar handphonenya dan mencari contact Bunda. Setelah ia temukan, Nasya pun segera menghubungi bundanya. Namun tak diangkat.

"Arhgg!!, ga diangkat lagi. Coba ayah." Jemari Nasya pun berkutik mencari contact ayahnya dan segera menghubunginya. Namun, tetap tak di angkat juga.

"Aduh, ada apa ya sama bunda? Feeling gue jadi ga enak gini." Gumam Nasya dengan cemas. Ia pun kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Lama ia memandang langit langit kamarnya akhirnya ia pun terlelap.
===>

2 jam telah berlalu. Tepat pukul 17:00 sore, Nasya terbangun. Kini ia melupakan kejadiannya tadi siang . Nasya pun beranjak ke kamar mandi. Selang delapan menit kemudian, Naaya pun selesai.Ia memakai pakaiannya. Selepas itu, ia menuju kemeja belajarnya. Ia mengambil laptopnya dan membuka "tumblr-nya". Lalu..

Handphone Nasya berdering. Sebuah panggilan dari ayahnya.
"Sya? Kamu dimana nak? Tanya ayahnya.
"Iya ayah? Dirumah. Kenapa ayah? Nasya mulai tak karuan.
"Bunda Sya. Bunda." Ujar ayahnya lirih.
"Bunda kenapa ayah? Kenapa?!" Kini Nasya panik.
"Bunda dirawat dirumah sakit. Tadi siang ketika praktek, bunda pingsan. Bunda dibawa ke RS. Sekarang bunda koma nak. Menurut dokter, kanker paru-paru yg mengidap pada bunda semakin parah. Sehingga membuat bunda drop dan harus dirawat." Kata ayahnya menjelaskan.

Nasya terdiam. Pikirannya mulai berkecamuk. Ternyata, feelingnya tadi siang memang benar. Sesuatu terjadi pada bundanya.
"Ya ampun yah. Asya besok ada UH. Mungkin ngga bisa pulang yah. Lusa gimana?"
"Yaudah ngga apa. Kamu selesaikan tugas sekolahnya dulu. Nanti ayah transferkan ongkos pulangnya."
"Iya yah. Makasih."
"Ya. Assalamualaikum."
"Waallaikumsalam ayah."

Nasya terdiam. Bulir-bulir air matanya pun mengalir membasahi pipinya yg polos. Pikirannya berkecamuk. Bibirnya bergerak pelan menyebut bunda. Nasya hanya bisa terpaku. Ia tak mengira penyakit yg di idap bundanya semakin parah.
==>

Jam telah menunjukkan pukul 19:15 malam. Nasya baru saja selesai makan. Handphonenya berdering. Sebuah miscalled dari Dezka.
"Hm.. Dezka miscall? Ada apa ya?" Gumam Nasya.

Malam itu, dedaunan pohon yg berada disebelah kamar Nasya bergemerisik sangat kencang. Diluar sangat dingin. Angin bertiup kencang. Tetesan air hujan pun mulai turun. Dan sepertinya, malam ini akan turun hujan yang sangat lebat. Dan saat itu pula..

"Tok.tok.tok." Terdengar suara ketukan pintu.
"Hih. Siapa ya? Ngetuk malam malam gini." Gumam Nasya sambil menuju pintu.
"Tok.tok.tok." Ketukan itu terdengar lagi. Dan kini lebih keras.
"Iyaaa! Siapa sih?" Naaya pun membuka pintunya. Dan..

"Sayang? Aku kehujanan." Ujar orang tersebut yg ternyata Dezka.
"Loh sayang? Kamu darimana? Masuk dulu sayang." Ujar Nasya mempersilakan Dezka masuk.
"Tadi aku kerumah nenek anteein lauk dari mama. Terus kehujanan." Ujar Dezka menjelaskan. Badannya basah kuyup.
"Ohgitu. Tunggu ya sayang? Aku ambilin handuk buat kamu."
"Iya sayang."

Nasya mengambil handuk untuk Dezka. Tak berapa lama kemudian, Nasya kembali.
"Sini sayang, aku handukin." Ujar Nasya sambil mengelap wajah, rambut, dan tangan dezka yg basah. Dezka memandang Nasya. Matanya tertuju pada Nasya yg berada disampingnya.

"Sayang sayang. Kamu itu tetep baik ya. Tolol banget aku ngedeketin cewe lain. Walaupun aku udah nyakitin perasaan kamu, tapi kamu tetep perhatian sama aku. Maafin aku ya sayang?" Gumam Dezka dalam hati.
"Sayang? Masih dingin?" Ujar Nasya membuyarkan lamunan Dezka.
"Eh,uhm udah ngga kok sayang. Makasih ya." Ujar Dezka gelagapan.
"Iyadeh sayang. Kamu udah makan?" Tanya Nasya.
"Udah kok sayang."

"CTarRRR!!" Terdengar deru petir yg dahsyat menggelegar di muka bumi. Nasya yg saat itu terkejut spontan memeluk Dezka erat erat. Dezka yg melihatnya, ikut memeluk Nasya dg pelan. Seketika itu pula, hujan lebat pun turun disertai angin kencang.

"Uhm sayang? Aku nunggu sampai hujan berhenti ya? Boleh?" Tanya Dezka yg masih memeluk Nasya.
"Boleh kok sayang."
"Bener?"
"Iya benerlah. Masa ga boleh sih?"
"Uhm sapa tau aja ga boleh kan?"
"Sayang.. jangan pancing emosi aku deh." Ujar Nasya sambil mendongakkan kepalanya.
"Hahaha. Iya sayang. Makasih ya?" Dezka pun kembali memeluk Nasya.

Lama hujan turun akhirnya berhenti juga. Tepat pada pukul 21:00 malam.
"Sayang? Aku pulang ya?"
"Iya sayang, hati-hati ya?"
"Pasti sayang." Dezka pun menuju keluar diiringi oleh Nasya.

*diluar*
"Aku pulang ya sayang? Makasih ya udah hangatin aku. Semoga aja hangatnya pelukan kamu tadi bisa jadi cahaya ditidur ku malam ini." Ujar Dezka sambil menatap Nasya.
"Amin sayang. Aku bakal jadi bintang mu malam ini."
"Assalamualaikum sayangku. Hati hati dirumah ya?"
"Waallaikumsalam sayang.. Iya."
Dezka pun meninggalkan Nasya. Dan Nasya pun kembali masuk kedalam.

===>

Sejenak perasaan Nasya tentang bundanya bisa teratasi atas kehadiran Dezķa tadi. Kini ia beranjak untuk tidur.

Keesokan harinya, Nasya telah bersiap sekolah seperti biasanya bersama Dezka.
"Tinnnn!!!" Klakson Dezka berbunyi. Ia telah menunggu diepan.
"Iya sayang bentarrr." Teriak Naaya dari dalam.

"Udah? Yuk." Ajak Dezka.
"Iya udah. Maaf lama ya sayang?
"Ga papa sayangku. Let's go."
Nasya pun menaiki motor Dezka. Mereka saling diam dieprjalanan hingga sampai disekolah Nasya.

"Makasihh pangeyannku." Ujar Nasya alay.
"Ih alay." Ledek Dezka.
"Biayinn."
"Hahaha. Ga apa deh. Biarpin alay yg penting aku tetep cinta."
"Hahha iyadeh sayangku."
"Udah gih sana. Ntar kita ditegur satpam wong jowo kamu lagi."
"Hahhaa. Okee. Bye sayangku."
"Bye too my princess."
===>

Disekolah Nasya mengikuti pelajaran seperti biasanya. Tapi, hari ini dia agak merasa sepi. Karna, Shalya sahabatnya itu tak dapat hadir karna sakit.

Waktu berlalu cepat. Bel pulang telah berbunyi. Seperti biasa, Nasya menunggu Dezka didepan sekolah. Lama Nasya menunggu Dezka, akhirnya ia datang menjemput.
"Sayang? Udah lama nunggu?" Tanya Dezka begitu sampai.
"Agak sih. Tapi ga papa kok sayang."
"Maaf ya sayang? Tadi kami ulangan makanya lama."
"Iya, ngga apa kok sayang."
"Yaudah. Yuk pulang."
Nasya pun menaiki motor Dezka. Dan mereka pun pulang.

==>
"Sayang? Makasih ya udah anterin pulang."
"Iya sayangku." Jawab Dezka sambil mengelus pipi Nasya.
Nasya pun tersenyum. Tiba tiba handphone nya berdering. 1 panggilan dari ayahnya.
"Sayang bentar ya. Ayah aku nelfon."
"Iya sayang."

"Halo yah? Assalamualaikum."
"Waallaikumsalam Sya. Sya! Apa kamu bisa cepat pulang?" Ujar ayah paniķ.
"Ada apa yah? Bunda kenapa?"
"Bunda makin parah. Dan ia minta kamu cepet pulang."
"Ya ampun yah, oke. Asya pulang."
"Uangnya udah ayah transfer."
"Oke ya. Aku ambil. Makaaih yah. Assalamualaikum.
"Waallaikumsalam."

Panggilan diakhiri.
"Sayang? Bunda kamu kenapa?" Tanya Dezka.
"Bunda aku yang.." Ucapan Nasya terputus. Ia langsung memeluk Dezka.
"Kenapa sayang?" Tanya Dezka lagi sambil memeluk Nasya.
"Bunda aku kena kanker. Dan kankernya itu makin parah. Sekarang bunda koma, dan ia minta aku cepet pulang yang." Kata Nasya yg mulai menangis di pelukan Dezka.
"Ha? Serius sayang? Yaudah sekarang kamu siapin barang kamu. Dan kita kerumah aku ambil mobil dan izin sama mama dan papa aku. Terus kita ke Jakarta. Aku bakal anterin kamu." Ujar Dezka seketika.
Nasya langsung melihat Dezka.
"Kamu.." Ucapan Nasya terputus dan..

Cerita selanjutnya insyaallah undate tgl 15 sept 2014
Makanya rajin - rajin kesini yaakk!! ^^
Jgn lupa share yaa !!! ^0^

Post a Comment

Copyright 2014 Andika Putra Ramadhan